Gol Tanpa Perayaan

 




Kini kerap kita melihat bagaimana seorang pemain enggan merayakan gol yang mereka cetak. Hal ini kebanyakan karena para pencetak gol tersebut, membuat gol ke gawang mantan klubnya. Kejadian yang baru-baru saja terjadi adalah ketika Frank Lampard berhasil menyamakan kedudukan saat City bertemu Chelsea.

Melalui tendangan gunting, mantan pemilik nomor punggung delapan di Chelsea tersebut hanya terdiam usai membobol gawang City. Jenis selebrasi ini dikenal dengan muted celebration. Pertama kali yang memperkenalkan tipe seperti ini adalah Gareth Bale. Ketika masih bermain untuk Tottenham Hotspur ia sukses membuat gol ke gawang Southampton. Usai pertandingan ia berkicau di jejaring sosial pribadinya yang berisi, senang bisa kembali bermain di Saint Mary’s dan pulang dengan tiga poin #mutedcelebration.

Beberapa gaya dari muted celebration ini bisa dicontoh dari Berbatov. Kala ia memperkuat Fulham, usai mencetak gol ke gawang mantan klubnya Spurs, pemain asal Bulgaria tersebut hanya berlari kecil sambil menunggu rekannya menghampiri. Ada gaya lain seperti ketika Jonjo Shelvey berhasil merobek jala Liverpool di Anfield. Sambil berlari ke daerah permainan sendiri, ia mengangkat kedua tangannya. Ia hampir saja melakukan selebrasi layaknya pemain pada umumnya, akan tetapi dengan 180 derajat ia langsung memberikan bahasa tubuh sebagai tanda permintaan maaf.

Berbicara mencetak gol ke gawang mantan klubnya, tidak adil jika kita tidak membicarakan bagaimana selebrasi Adebayor ketika berhasil menjebol gawang Arsenal di Etihad Stadium. Pemain asal Togo itu berlari sepanjang lapangan, menuju tempat dimana para pendukung The Gunners duduk. Ia berlutut di hadapan para suporter dan langsung direspon dengan heboh.

Kini muted celebration mulai dirasa risih oleh beberapa pecinta sepak bola. Bagi para pemain, mereka melakukan ini sebagai tanda hormat kepada mantan klubnya sekaligus tetap mencari muka di hadapan pemilik klub baru. Akan tetapi bagi para suporter yang tidak suka dengan pemain lantaran pindah dan mencetak gol ke gawang mantan tim, mereka tak segan untuk menyuruh para pemain untuk rayakan gol saja. Bagaimana menurut SuperSoccer friends? Apakah muted celebration hanya mengikuti tren saja atau memang sang pemain tulus memberikan rasa hormat kepada mantan klub?